
UNISLA KAWAL REMBUK DESA WISATA PATAAN
The Islamic University of Lamongan (Unisla), through the Community Service and Community Service Institute (Litbang Pemas) carries out its duties and functions as community service.
This time, Pemas' R&D commitment was demonstrated by the initiation of the formation of the Airlangga Tourism Village around the Pataan Temple site in collaboration with the Government of Pataan Village, Sambeng District, Lamongan Regency.
Previously, Unisla and the Pataan Village Government had signed a memorandum of understanding. "We will start forming a tourist village with the creation of a nature tourism park," said Husen, Head of Research and Development of Pemas Unisla, when leading a village meeting, Saturday (7/8/2021).
In front of the youths and officials of the Pataan village, Husen emphasized that the Pataan Temple site contained traces of the ancestors. "Therefore, all tourism development must lead to the preservation of temple sites and community economic development," he said Husen.
Universitas Islam Lamongan (Unisla), melalui Lembaga Pengabdian, dan pengabdian masyarakat (Litbang Pemas) melaksanakan tugas dan fungsinya melakukan pengabdian kepada masyarakat.
Kali ini, komitmen Litbang Pemas ditunjukkan dengan inisiasi pembentukan Desa Wisata Airlangga di sekitar situs Candi Pataan yang bekerjasama dengan Pemerintah Desa Pataan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan.
Setelah sebelumnya, Unisla dan Pemerintah Desa Pataan telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman. “Pembentukan desa wisata akan kita mulai dengan pembuatan taman wisata alam,” kata Husen, Ketua Litbang Pemas Unisla, ketika memimpin rembuk desa, Sabtu, (7/8/2021).
Di hadapan para pemuda dan aparat desa Pataan, Husen menegaskan, di situs Candi Pataan terdapat jejak para leluhur. “Karenanya, seluruh pengembangan wisata harus mengarah pada pelestarian situs candi dan pengembangan ekonomi masyarakat,” ucapnya.
Ia menambahkan, di sekitar situs candi akan diletakkan replika patung Garuda Wisnu Kencana (GWK). “Kesemuanya kita lakukan untuk pelestarian situs candi pataan,” ujar Husen. (*)